White paper

LEMBAGA AKREDITASI PROGRAM STUDI TEKNIK INDONESIA

Pada abad 21 dipahami bahwa masyarakat yang berpendidikan merupakan sumber daya yang paling penting untuk menciptakan kemakmuran manusia. Di antara mereka, insinyur memainkan peran yang dominan dalam meningkatkan nilai ekonomi sumber daya,baik alam maupun buatan manusia. Pendidikan teknik, dengan demikian, adalah sarana yang sangat strategis untuk mencapai kemakmuran bangsa. Naskah ini menjelaskan tujuh butir penting sebagai latar belakang untuk menginisiasi sebuah lembaga akreditasi baru untuk pendidikan tinggi teknik dalam rangka mempercepat penyiapan insinyur dengan kualitas dan kuantitas sebagaimana yang dibutuhkan oleh negara.

 

1.1. Sumberdaya Indonesia dan insinyur dengan kompetensi baru sebagai pelaku solusi masalah

Indonesia memiliki beragam sumber daya alam khas yang membuka peluang luas untuk dikelola bagi kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan rakyat. Inovasi berperan sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi pada masa mendatang. Inovasi ini membutuhkan orang-orang dengan spesialisasi dan keahlian yang tinggi yang dikombinasikan dengan kemampuan untuk bekerjasama lintas disiplin, berpikir ritis untuk menemukan peluang dan solusi baru yang lebih baik. Pendidikan tinggi teknik memiliki peran yang strategis dan sentral dalam mengisi agenda ini. Pendidikan tinggi teknik adalah penghasil utama sumber daya manusia yang berbakat dan terampil dan sumber daya yang penting bagi kegiatan penelitian yang menghasilkan gagasan dan praktek baru.

Dengan meningkatnya kompleksitas dan tantangan dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk pembangunan ekonomi yang berkeadilan sosial dan ramah terhadap lingkungan, dan persaingan global, pendidikan teknik dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia dengan kualitas yang diperlukan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, lembaga pendidikan teknik saat ini harus mampu mendorong terciptanya insinyur dengan kompetensi baru ini.

 

1.2. Tahap dan arah perkembangan pendidikan tinggi teknik di Indonesia

Pendidikan teknik Indonesia telah mengalami perkembangan sejarah yang panjang. Kurikulum yang ada pada dasarnya telah sejalan dengan pendidikan teknik di dunia. Ada tiga tahap perkembangan pendidikan teknik.  Tahap pertama berfokus pada praktek keteknikan dan desain sesuai dengan norma dan prosedur yang baku. Tahap kedua berfokus pada ilmu keteknikan, pemahaman dasar dan analisis tentang fenomena. Dengan demikian dosen disiapkan untuk memiliki kemampuan penelitian akademis. Tahap ketiga berfokus pada kerjasama tim, komunikasi, integrasi, desain, manufaktur, perbaikan terus-menerus, disamping tetap mempertahankan kemampuan analisis.

Namun, pengembangan insinyur yang kompetitif yang menjamin terciptanya kemakmuran, kesejahteraan, keamanan dan keadilan harus memiliki akar yang kuat dalam konteks Indonesia. Mereka harus menyadari keunikan sumber daya, budaya, dan nilai-nilai sosial. Untuk memastikan tercapainya tujuan ini, upaya untuk meningkatkan kualitas berbagai aspek sistem pendidikan tinggi perlu dilakukan. Salah satunya adalah melalui penerapan mekanisme akreditasi pendidikan.

Akreditasi pendidikan tinggi bermanfaat bagi mahasiswa, lembaga pendidikan, serta para pemangku kepentingan. Akreditasi meningkatkan kepercayaan mahasiswa bahwa lembaga pendidikan akan memastikan terpenuhinya harapan para pemangku kepentingan. Akreditasi memacu penerapan praktek kerja yang terbaik dan pelibatan dosen dan staf dalam proses evaluasi diri dan peningkatan mutu yang berkelanjutan. Akreditasi juga dapat menumbuhkan kepercayaan diri pihak pemberi kerja bahwa lulusan telah siap memasuki dunia kerja.

Setelah mempelajari berbagai model sistem akreditasi yang ada di dunia saat ini,diyakini bahwa Indonesia perlu memiliki badan akreditasi pendidikan tinggi teknik yang diakui secara internasional. Akreditasi internasional juga akan meningkatkan mobilitas profesional, disamping manfaat-manfaat yang telah disebutkan sebelumnya.

 

1.3. Kebutuhan akan jumlah dan kualitas insinyur untuk memenuhi tugas negara

Kebutuhan untuk menerapkan sistem akreditasi yang baik dilandasi oleh alasan-alasan berikut. Pertama, besarnya lulusan teknik yang harus dihasilkan pada masa mendatang. Gambar 1 menyajikan prakiraan lulusan teknik pada tahun 2045 (100 tahun setelah kemerdekaan Indonesia). Juga terlihat dari gambar adanya kekurangan jumlah lulusan teknik pada tahun 2015-2025 yang diperkirakan mencapai 10.000/tahun. Perlu dicatat bahwa pengembangan program pendidikan teknik harus mempertimbangkan kuantitas dan kualitas. Hal ini dapat dipercepat melalui sistem akreditasi baru.

grapengineer

Gambar 1. Perkiraan kebutuhan lulusan teknik

(sumber : PII)

 

1.4. Sistem akreditasi nasional ditengah peralihan paradigma dan kebutuhan akan pendekatan baru dalam akreditasi

Badan akreditasi nasional yang ada telah berkontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan secara umum di Indonesia, namun demikian sistem akreditasinya sebagian besar masih menggunakan pendekatan berbasis input, yang dinilai kurang mampu untuk memastikan lulusannya akan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Selain itu, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan baru yang mengalihkan peran BAN-PT untuk hanya melakukan akreditasi institusi dan bukan akreditasi program studi. Oleh karena itu, kesempatan yang luas untuk menciptakan sistem akreditasi baru yang lebih tepat dalam mempercepat peningkatan kualitas pendidikan menjadi terbuka.

Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya antar wilayah yang sangat besar. Di sisi lain, ada juga keragaman dalam tingkat kualitas pendidikan teknik. Oleh karena itu, peningkatan kualitas melalui akreditasi harus mempertimbangkan fakta-fakta ini. Dalam hal variasi kualitas, ada program yang telahsiap untuk bisa mendapatkan pengakuan internasional, sedangkan yang lainnya belum. Sistem akreditasi yang baru harus mempertimbangkan kedua jenis tingkat kemajuan pendidikan ini. Hal ini dapat diatasi dengan menerapkan dua kategori sistem akreditasi, yaitu akreditasi nasional yang bersifat wajib dan akreditasi internasional yang bersifat sukarela. Akreditasi nasional wajib akan mencakup semua jenjang pendidikan tinggi, yaitu diploma, S1, S2, dan S3 serta profesi. Akreditasi internasional sukarela akan diawali dari program S1 yang telah dinilai memadai. Dalam hal keanekaragaman sumber daya, sistem akreditasi yang baru harus menghargai kreativitas program pendidikan teknik yang lebih leluasa dalam memanfaatkan sumber daya lokal yang ada untuk kepentingan nasional maupun global.

Oleh karena itu, kriteria akreditasi pendidikan tinggi teknik yang sesuai perlu ditetapkan. Pelajaran yang dapat diambil dari BAN-PT adalah bahwa instrumen akreditasi sedang dalam tahap awal perubahan dari parameter berbasis input menuju parameter berbasis capaian. Upaya awal ini akan menjamin mekanisme yang lebih kuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan juga untuk mengimbangi kecenderungan global yang mengadopsi pendekatan berbasis capaian. Pendekatan berbasis capaian ini akan memungkinkan Indonesia untuk menghasilkan kualitas insinyur yang sesuai untuk mendukung negara sebagai pemain utama dalam perdagangan dunia yang berakar pada kondisi dan budaya Indonesia.

 

1.5. Perlunya penetapan kriteria akreditasi menuju pengakuan internasional

Kriteria akreditasi yang sesuai dengan pendidikan berbasis capaian harus ditetapkan. Kriteria ini akan menjadi alat yang strategis untuk memastikan tingkat kualitas yang dibutuhkan oleh masyarakat dan mendorong program untuk menyadari pentingnya memenuhi kriteria tersebut. Karena ada banyak variasi bidang keteknikan dan jenjang pendidikan, tiga jenis kriteria akreditasi perlu dikembangkan. Pertama, kriteria umum, yang berfungsi sebagai rujukan utama bagi semua program pendidikan teknik dalam mencapai tujuan pendidikan mereka. Kedua, kriteria disiplin, yang menguraikan persyaratan khusus yang terkait dengan bidang teknik. Yang ketiga, kriteria kategori, yang menentukan persyaratan yang berkaitan dengan jenjang pendidikan. Selain seperangkat kriteria akreditasi tersebut, dokumen pendukung lainnya, yaitu panduan kriteria umum, daftar istilah, dan aturan serta prosedur juga perlu ditetapkan untuk memastikan proses akreditasi yang efektif, efisien dan sistematis.

Telah dipahami bahwa kekuatan ekonomidi dunia modern sangat tergantung pada basis pengetahuan teknis dan keteknikan. Oleh karena itu,sangat penting bagi pendidikan tinggi teknik untuk mendidik mahasiswa dalam mencapai visi tersebut, yaitu untuk menjamin kualitas lulusan yang memenuhi permintaan para pemangku kepentingan dalam praktek keteknikan dan untuk mencapai pengakuan internasional.

 

1.6. Atribut utama kompetensi insinyur dan pendekatan PDCA untuk peningkatan kualitas yang berkelanjutan

Untuk mempersiapkan lulusan yang mampu menjawab tantangan saat ini diperlukan sistem pendidikan yang memberikan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai kepada mahasiswa. Dalam hal pengetahuan, siswa harus mencapai penguasaan matematika, ilmu pengetahuan, keteknikandan pengetahuan yang berkaitan dengan disiplin teknik yang sesuai dengan bidang profesinya. Dalam hal keterampilan, mahasiswaharus terlatih dalam desain, mengembangkan solusi, dan melaksanakan penelitian. Dalam hal sikap, mahasiswa harus dilengkapi dengan kemampuan untuk bersikap penuh tanggung jawab secara profesional. Yang tidak kalah pentingnya, lulusan juga harus memahami dan menerapkan nilai-nilai dasar negara.

Kriteria umum harus dirumuskan menggunakan pendekatan perbaikan kualitas yang berkelanjutan, yaitu siklus PDCA. Ini perlu ditekankan mengingat akreditasi itu sendiri bukanlah suatu tujuan, tetapi hanya sarana untuk memastikan berlangsungnya perbaikan kualitas pendidikan teknik yang terus menerus.

 

1.7. Lembaga akreditasi baru untuk memenuhi peraturan nasional dan pengakuan internasional

Mempertimbangkan pentingnya aspek hukum, pembentukan sistem akreditasi yang baru harus mengikuti peraturan nasional maupun kesepakatan internasional yang terkait. Berkaitan dengan kesepakatan internasional, perjanjian saling mengakui dari Washington Accord dipandang sebagai kerangka kerja yang lebih tepat bagi Indonesia untuk bergabung. Nama yang diusulkan untuk lembaga akreditasi ini adalah Lembaga Akreditasi Program Studi Teknik Indonesia (LAPS TIn).

Untuk melaksanakan kebijakan ini, panitia persiapan perlu dibentuk dengan dukungan dari para pemangku kepentingan dan mitra internasional. Panitia perlu menyiapkan sebuah proposal yang ditujukan kepada pihak pengambil keputusan yang relevan, sedemikian rupa sehingga dokumen-dokumen yang dibutuhkan memenuhi persyaratan secara hukum maupun jaminan kualitas bagi sistem yang baru.